Sabtu, 29 Juni 2013

White Light in Gaza (Sebuah Novel)


 “Pada akhirnya, kita akan menemui kematian. Entah di atas ranjang atau di medan juang. Dan, aku tidak pernah mengharapkan hidupku berakhir di atas pembaringan.”

***

Gaza kembali bergolak! Gempuran misil menghujani Gaza bertubi-tubi. Para Zionis semakin kuat menancapkan taringnya di bumi Gaza. Membuat rakyat Gaza-mau tak mau-harus mengungsi ke tempat yang aman.

Sementara itu, ribuan kilometer dari Gaza, seorang pemuda tengah berusaha mewujudkan mimpinya untuk pergi ke Palestina. Dialah Satrio! Pemuda Indonesia yang memiliki semangat membara untuk berjihad di Gaza. Dan, pelan tapi pasti, mimpi itu terwujud. Ia benar-benar menginjakkan kakinya di bumi Gaza.

Mampukah Satrio bertahan di negeri impiannya, sementara misil-misil Israel terus menggempur dan sebuah konspirasi menjadi ancaman?
Simak perjuangan Satrio dalam novel menggetarkan hati yang sarat nilai-nilai kemanusiaan, pengorbanan, dan cinta ini. Sangat inspiratif dan menohok kesadaran jiwa bahwa pengorbanan sekecil atau sebesar apa pun harus dilandasi ketulusan.
Selamat membaca!

***

 Begitulah bunyi dari sinopsis dari buku White Light in Gaza (yang naskahnya saya beri judul Negara Penjara Terbuka) yang baru saja "lahir" dan ikut meramaikan pasar buku tanah air. Namanya juga penerbit, pasti punya editornya sendiri, yang menguasai betul seluk-beluk kata dan frase sehingga mampu menarik perhatian para penggila buku untuk membacanya.

Ada yang aneh bagi saya saat pertama kali melihat sampul depan novel ini, yaitu tulisan "Cinta selalu lebih berani dari kematian" yang terdapat di baris bawah dari judul buku. Padahal, seingat saya, dalam naskah sebelumnya tidak tercantumkan kisah percintaan (kalau saja bagian yang saya tulis dapat didefinisikan sebagai kisah percintaan). Akan tetapi, setelah saya telaah lebih lanjut, ternyata memang ada sebuah kisah cinta di dalamnya, dan oleh karena itulah mengapa saya merasakan (pada akhirnya), bahwa penyematan kalimat tadi di bawah judul adalah suatu hal yang pantas. Novel saya, bercerita tentang cinta.

Cinta yang saya kupas di dalam novel tersebut, pengertiannya bukanlah sebagaimana pengertian cinta yang terjadi di antara dua individu berlainan jenis. Cinta yang selalu tampak di setiap bagian dari cerita di dalamnya, adalah cinta yang bermakna lebih luas lagi dari itu, dinamis, dan kompleks; sebuah pengikat yang menyatukan seorang manusia yang merdeka di tanah airnya yang merdeka dengan manusia lainnya yang berada dalam masyarakat yang teramat jauh secara geografis dan kultur, yang selalu meneriakkan kata-kata permintaan tolong yang sunyi ke segenap penjuru dunia; sebuah hubungan yang mempertemukan arti kemanusiaan dengan kehidupan nyata, menembus tabir-tabir liputan berita yang disiarkan pagi dan petang; yang mempertemukan seorang pemimpi dengan impiannya; pendongkrak sensitivitas nurani dan akal sehat yang tampak terlalu skeptis terhadap suara hati.

Itulah cinta yang terlihat dan diangkat ke permukaan oleh novel ini, yang tentu saja, menemukan jalannya untuk tersampaikan berkat tangan-tangan yang berada di balik layar (atau meja untuk lebih tepatnya). Terima kasih, tim editor.

Semoga saja, ada manfaat yang didapat dari buku ini. Dan semoga, semakin meningkatkan kesadaran kita semua, bahwa ternyata, kehidupan hanyalah sebuah skenario yang telah setiap fasenya telah ditetapkan, dan kenyataan dapat lebih terang bahkan lebih gelap dibandingkan dengan apa yang disiarkan.

Info selengkapnya bisa di dapat di sini.
* Picture and Synopsis Courtesy by Diva Press.